Sabtu, 20 Juni 2015

RESUME PENGANTAR MANAJEMEN


RESUME
PENGANTAR MANAJEMEN
Di susun oleh:
Rizki Claudia (1416142226)

Dosen Pembimbing:
Jhon Hendri, MM.


FAKULTAS SYARI’AH DAN  EKONOMI ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

Tahun  Ajaran 2014/2015



BAB 1
KONSEP DASAR MANAJEMEN
A.    Organisasi dan Manajemen
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan koordinasi tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Manajemen dibutuhkan oleh sebuah organisasi karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen, yaitu:
1.      Untuk mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi.
2.      Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
3.      Untuk mencapai efesiensi dan efektivitas
B.     Manajemen sebagai Ilmu dan Seni
Prof. Dr. A. Sanusi, SH. Menjelaskan manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni sebagai berikut :
1.  Manajemen sebagai ilmu yaitu suatu kenyataan, data, informasi mengenai tata kerjasama sebagai objek stuty.
2.  Manajemen sebagai seni merupakan suatu siasat dan usaha seni tata kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Seni adalah suatu keahlian dalam pelaksanaan kerja yang diperoleh karena bakat, pengalaman, pelajaran atau observasi.
C.    Fungsi-fungsi Manajemen
Menurut Mg. Hugh and Mg. Hugh, fungsi manajemen terbagi menjadi empat yaitu:
1.    Fungsi perencanaan (planning), yaitu fungsi yang berhubungan dengan permbuatan keputusan mengenai apa tujuan sebuah perusahaan atau organisasi, apa yang akan di kerjakan untuk mencapai tujuan perusahaan, dan apa strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan serta bagaimana tindakan  alternatif yang akan dilakukan jika perencanaan yang dilakukan mendapat masalah.
2.    Pengorganisasian (organizing), yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan teknik ynag telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan organisasi yang kondusif.
3.    Pengarahan (Directing) adalah fungsi manajemen yang bertujuan untuk memotivasi dan membimbing karyawan  dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
4.    Pengendalian (Controling) pengendalian fungsi manajemen yang berhubungan dengan prosedur pengukuran hasil kerja terhadap tujuan perusahaan.
BAB II
PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
A.      Perkembangan Teori Ilmu Manajemen
Manajemen telah ada dari zaman dulu, buktinya adalah bangunan piramida di Mesir yang menunjukkan bahwa zaman dulu telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa. Aliran manajemen terbagi menjadi tiga yaitu aliran manajemen klasik, aliran manajemen hubungan manusiawi, dan aliran manajemen modern.
B.        Aliran Teori Manajemen Klasik
Kelompok aliran klasik terbagi menjadi dua yaitu kelompok manajemen ilmiah dan manajemen administrasi. Kelompok manajemen ilmiah muncul pada tahun 1900-an yang dikontributori oleh Fredrick W. Tayor. Tayor mengemukakan manajemen ilmiah yaitu penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah organisasi. Manajemen ilmiah berpandangan bahwa peningkatan produktivitas organisasi dapat dicapai ketika produktivitas individu ditingkatkan. Sedangkan kelompok manajemen administrasi berpandangan bahwa perubahan produktivitas harus dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah organisasi.
Manajemen klasik memiliki kontribusi yang berharga mengenai spesialisasi pekerjaan, studi mengenai masa dan beban kerja, dan metode ilmiah mengenai kegiatan manajemen yang secara ringkas. Kelemahan dari manajemen ini adalah kurang memperhatikan aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek penting dalam organisasi.
C.       Aliran Teori Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi (perilaku manusia atau neoklasik) muncul karena adanya ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Aliran manusiawi mengemukakan bahwa perhatian terhadap karyawan akan memberikan keuntungan.
D.      Aliran Teori Manajemen Modern
Manajemen  modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan  manusia yang dikenal sebagai perilaku organisasi dan  yang lain dibangun  atas dasar manajemen ilmiah yang dikenal sebagai aliran kuantitatif. Perilaku organisasi ditandai dengan perilaku manusia dan sistem sosial. Sedangkan aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi dalam pemecahan masalah industri.


BAB III
MANAGER DAN MANAJEMEN
A.      Peran Manajer dalam Organisasi
Manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Manaajer adalah orang yang bertanggung jawab secara langsung untuk mamastikan kegiatan dalam organisasi dijalankan bersama para anggota dalam organisasi. Para manajer bertugas untuk memastikam bahwa keseluruhan tujuan yang telah ditetapka oleh organisasi dapat diwujudkan melalui rangkaian kegiatan manajemen, baik yang bersifat fungional maupun  teori operasional.
B.       Keahlian-Keahlian Manajemen
Keahlian-keahlian manajemen sebagai berikut:
a.    Keahlian teknis yaitu keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan spesipik tertentu, seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan, dan lain sebagainya.
b.    Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills)
c.    Keahlian konseptual(concepual skills), yaitu keahlian dalam berpikir secara abstrak.
d.   Keahlian dalam pengambilan keputusan(decision making skills)
e.    Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills)
f.     Beberapa keahlian lain antaranya yaitu keahlian dalam manajemen lobal (global management skills),keahlian dalam hal teknologi (technological skills).
C.      Tingkatan-Tingkatan Manajemen
Tingkatan-tingkatan manejemen menurut Nickles, Mg. Hugh and Mg. Hugh terbagi kedalam empat tingkatan yaitu :
1.    Manajemen tingkat Puncak (Top Management) yaitu manajemen yang bertugas untuk memutuskan keputusan yang penting bagi kelangsungan perusahaan. Manajemen tingkat ini biasanya terdiri atas, Direktur, Dewan Direktur dan Wakil Direktur.
2.    Manajemen tingkat Menengah (Middle Management) yaitu manajemen yang bertugas untuk mengembangkan rencana-rencana operasional dan menjalankan keputusan yang telah dibuat oleh manajemen tingkat puncak. Manajemen ini terdiri atas kepala divisi, atau kepala departem atau kepala cabang.
3.    Manajemen Supervisi yaitu manajemen yang terdiri dari para supervsi, ketua kelompok.
4.    Manajement Nonsupervisi biasanya terdiri dari para tenaga kerja tingkat bawah pada umumnya seperti buruh, pekerja bangunan,dll.
D.      Tanggung Jawab Sosial Manajer
Tanggung jawab sosial berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi didalam pembuatan keputusannya. Tanggung jawab sosial perusahaan ini merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan, karena aspek ini merupakan syarat utama bagi berhasilnya perusahaan, terutama untuk jangka panjang.

BAB VI
FUNGSI PERENCANAAN
A.      Konsep Dasar Perencanaan Dalam Manajemen
Perencanaan menurut Robbins dan Coulter (2012) yaitu sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi sehingga tercapainya tujuan organisasi. Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upayah untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah perusahaan serta bagaimana mewujudkan sesuatu yang ingin dicapai tersebut.
B.       Fungsi dari Perencanaan
Robbins dan Coulter menjelaskan bahwa paling tidak ada empat fungsi dari perencanaan, yaitu:
1.    Perencanaan berfungsi sebagai arahan.
2.    Perencanaan meminimalkan dampak dari perubahan.
3.    Perencanaan meminimalkan pemborosan dan kesia-siaan.
4.    Perecanaan menetapkan standar dalam pengawasan kualitas.
C.      Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements)
Beberapa syarat perencanaan yang baik, yaitu:
1.    Faktual dan Realistis, yaitu apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
2.    Logis dan rasional yaitu apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal dan oleh sebab itu maka perencnaan tersebut bisa dijalankan.
3.    Fleksibel, perencanaan yang baik yaitu tidak kaku.
4.    Komitmen, perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitman terhadap seluruh anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi.
5.    Komprehensif, perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung maupun tak langsung terhadap perusahaan.
D.      Melakukan Perencanaan (Planning Procces)
Proses perencanaan melibatkan dua elemen penting yaitu tujuan (goals) dan rencana (plan). Tujuan (Goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau dicaapai oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi. Sedangkan Rencana (Plan) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan akan dialokasikan, penjadwalan dari proses pencapai tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan.
E.       Beberapa alat bantu bagi perencanaan
Berbagai teoritis manajmen telah memperkenalkan bebrapa pendekatan dalam melakukan perencanaan. Di antara beberapa alat manajemen guna meakukan perencanaan diantaranya adalah bagan Arus (flow Chart), bagan Gantt (Gantt Chart) dan jaringan PERT(PERT Network). Bagan Arus (Flow Chart) yaitu model grafis yang menunjukan model sistem yang mengambarkan kejadian yang berkesinambungan (sequencial) dan keputusan ya-tidak. Bagan Gantt (Gantt Chart) yaitu teknik penjdawalan secara grafis atas berbagai rencana kegiatan. Sedangkan jaringan PERT yaitu alat bantu perencanaan melalui penjadwalan dan pengambaran rencana kerja secara kronologis dan berkelanjutan bagi pekerjaan yang sifatnya tidak rutin, berskala besar, maupun kompleks. Ada 4 konsep yang harus dipahami dalam PERT keempat konsep tersebut adalah Event, Activity, Time,dan Critical path.

BAB V
PENGORGANISASIAN dan STRUKTUR ORGANISASI
A.      Pengertian Pengorganisasi
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tu­juan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasi dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini :
1.      Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.      Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang.
3.      Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk meng­koordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatu­an yang terpadu dan harmonis.
B.       Struktur Organisasi
Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan seba­gai mekanisme-mekanisme formal dimana organisasi dikelola. faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut
1.    Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
2.    pada dasarnya menyimpulkan bahwa "struktur mengikuti strategi".
3.    Teknologi yang digunakan.
4.    Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam orga­nisasi
5.    Ukuran organisasi.
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
a.    Spesialisasi kegiatan
b.    Standardisasi kegiatan
c.    Koordinasi
d.    Sentralisasi dan desentraliasi pembuatan keputusan,
e.    Ukuran satuan kerja
C.      Bagan Organisasi Formal
Bagan organi­sasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi. Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu sturk­tur organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1.    Pembagian kerja..
2.    Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3.    Tipe pekerjaan yang dilaksanakan..
4.    Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan.
5.    Tingkatan manajemen.
Bentuk-bentuk bagan organisasi menurut Hemy G. Hidges terbagi menjadi tiga yaitu bentuk piramida, bentuk vertikal dan bentuk horizontal.
D.      Departementalisasi
Departementalisasi merupakan proses penentuan bagian-bagian dalam organisasi yang akan bertanggung jawab dalam melakukan bermacam jenis pekerjaan yang telah dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu. Dalam mendesain organisasi, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan yaitu pendekatan fungsional. Pendekatan produk, pendekatan pelanggan, pendekatan geografis dan pendekatan matriks.
E.       Struktur Organisasi Formal dan Informal
Struktur organisasi formal merupakan struktur organisasi yang dihasilkan melalui keseluruhan proses. Struktur organisasi formal inilah yang dijadikan panduan bagi seluruh anggota organisasi untuk melakukan berbagai hal dalam upaya pencapaian tujuan. Dalam kondisi tertentu organisasi informal dapat membantu manajer dalam mencapai tujuan organisasi, namun jika tuntutan organisasi informal tidak diakomodasi dengan baik maka akan menimbulkan konflik internal yang bisa menghambat pencapaian tujuan organisasi.
BAB VI
KEKUASAAN, KEWENANGAN, TANGGUNG JAWAB dan DELEGASI
A.      Kekuasaan (Power)
Kekuasaan adalah suatu kemampuan untuk memengaruhi orang atau merubah orang atau situasi. Kekuasaan sesungguhnya merupakan konsekuensi logis yang muncul dari setiap organisasi yang didalamnya terdapat pimpinan dan bawahan, atau manajemen puncak dan manajemen tingkat bawah. Menurut French dan Raven terdapat lima faktor yang mendasari adanyanya sebuah kekuasaan (sources of power) yaitu reward power, coercive power, legitimate power, expert power, dan referent power.
B.       Kewenangan (Authority)
Kewenangan adalah bentuk lain dari kekuasaan yang bersifat formal atau terlegitimasi. Dalam sebuah organisasi, seseorang ditunjuk atau dipilih untuk mremimpin suatu organisasi, bagian atau departemen memiliki kewenangan yang terlegitimasi. Terdapat dua pandangan mengenai kewenangan formal, yaitu pandangan klasik dan pandangan berdasarkan penerimaan. Pandangan klasik mengenai kewenangan formal yaitu bahwa kewenangan pada dasarnya terlahir sebagai akibat adanya kewenangan yang lebih tinggi dari kewenangan yang diberikan. Sedangkan pandanga berdasarkan penerimaan menyatakan bahwa kewenangan formal akan cenderung dijalankan atau diterima oleh bawahan tergantung pada beberapa persyaratan.
C.      Struktur Lini dan Staf
Staf merupakan indvidu atau kelompok dalam sttruktur organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan kepada fungsi lini. Karyawan staf atau staf departemen ti­dak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama organisasi atau departemen. Beberapa alasan mengapa kegiatan lini dan staf dibedakan karena kegiatan lini mencerminkan pekerjaan pokok organisasi, manajemen puncak harus secara khusus memperhatikan kebutuhan integritas dan pengaruh departemen tersebut.
D.      Wewenang Lini, Staf dan Fungsional
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan me­lakukannya atas bawahannya langsung. Wewenang staf adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau kontribusi kepada personalia lini. Sedangkan wewenang fungsional adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini.
E.       Delegasi Wewenang
Delegasi merupakan pelimpahan dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar delegasi yang efektif yaitu prinsip skalar, prinsip kesatuan perintah dan tanggung jawab dan wewenang dan akuntabiditas.
F.       Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi. Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan pembuatan keputusan ketingkatan-ketingkatan organisasi yang lebih rendah. Faktor yang memperngaruhi derajat desentralisasi yaitu filsafat manajemen, ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi, strategi dan lingkuan organisasi, penyebaran geografis organisasi, tersedianya peralatan pengawasan yang efektif, kualitas manajer, keanekaragaman produk dan jasa, dan karakteristik organisasi lainnya.


BAB VII
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
A.      Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumer daya manusia adalah proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta mengevakuasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi memiliki fungsi yang penting bagi tercapainya tujuan  tujuan organisasi perusahaan. 
B.       Proses Manajemen Sumber Daya Manusia
Proses manajemen sumber daya mausia adalah proses yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan dari mulai perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, penandatanganan kontrak kerja, penetapan tenaga kerja, hingga pembinaan dan pengembangan tenaga kerja guna menempatkan dan tetap memelihara tenaga kerja pada posisi dan kuanlifikasi tertentu serta bertanggung jawab sesuai dengan persyaratan yang diberikan kepada tenaga kerja. Proses sumber daya manusia terbagi menjadi lima bagian fungsi uatama yang terdiri dari Human Resource Planning, Personnel Procurement, Personnel Development, Personnel Maintenance, Personnel Utilization.
C.      Penarikan dan Seleksi Karyawan
Penarikan karyawan berkenaan dengan pencarian dan pena­rikan sejumlah karyawan potensial yang akan diseleksi untuk meme­nuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi. Metode-metode penarikan yang biasa digunakan meliputi : pengiklanan, leasing (penggunaan tenaga honorer), rekomendasi dari karyawan yang sedang bekerja (employee referrals.), penarikan lewat lembaga-lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, seri­kat buruh dan penggunaan komputer. Sedangkan seleksi karyawan adalah pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan potensial untuk melaksanakan suatu jabatan ter­tentu.
Proses orientasi merupakan pengenalan sederhana dengan para karya­wan lama, tetapi juga dapat merupakan proses panjang, yang meliputi pemberian informasi mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan persona­lia (kondisi kerja, upah, dan jaminan sosial), prosedur-prosedur kerja, gambaran umum sejarah dan sifat perusahaan, dan manfaat-manfaat yang diperoleh karyawan baru. Berhasilnya karyawan baru bergabung dengan suatu lingkungan kerja banyak tergantung pada pelaksanaan tugas para penyedia.
D.      Latihan dan Pengembangan Karyawan
Tujuan latihan dan pengembangan karyawan adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja karyawan dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan. Pengembangan dibutuhkan untuk menyesuaikan diri dengan ke­majuan teknologi. Metoda yang dapat digunakan bagi pengembangan karyawan adalah metoda "on the job" dan "off the job". Metoda-metoda "On-the-job" meliputi Coaching, planned progression, rotasi jabatan, penugasan sementara,dan Sistem -sistem penilaian prestasi formal.
E.       Pemberian Kompensasi kepada Karyawan
Kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan pwmbayaran finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan diwaktu yang akan datang. Bentuk-bentuk kompensasi yaitu upah harian, upah insentif, gaji tetap dll.

BAB VIII
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
A.      Pengertian Komunikasi
Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) mendefinisikan komunikasi adalah proses di mana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia. Komunikasi langsung berarti komunikasi disampaikan tanpa penggunaan mediator atau perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung berarti sebaliknya.
B.       Proses terjadinya Komunikasi
Komunikasi terjadi melalui beberapa tahapan seperti yang terlihat pada gambar berikut ini:
 
Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa dalam terjadinya komunikasi harus ada pengirim yang mengontrol pesan atau informasi yang akan disampaikan kepada penerima. Pesan tersebut dirubah kedalam bentuk lain seperti simbol, sandi atau angka yang disebut enckoding dan pesan tersebut dikirimkan melalui alat atau media tertentu, setelah itu terjadilah proses dekoding atau proses penerjemahan kembali kemudian pesan tersebut diterima oleh penerima dan penerima melakukan feedback atau umpan balik. Seperti itu lah komunikasi berlangsung.
C.      Komunikasi Organisasi
Menurut Raymond V. Lesikar ada empat faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi organisasi, yaitu saluran komunikasi formal, struktur wewenang organisasi, spesialisasi jabatan dan pemilikan informasi. Saluran komunikasi dalam organisasi terbagi menjadi komunikasi vertikal, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal. Komunikasi vertikal terdiri ats komunikasi keatas dan kebawah. Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi dalam departemen yang sama atau antara para anggota dalam kelompok yang sama. Sedangkan Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi.
D.      Efektivitas Komunikasi
Untuk mencapai keefektifan dalam berkomunikasi diperlukan kesadaran akan kebutuhan komunikasi efekti dan penggunaan umpan balik. American Management Associations telah menyusun sejumlah prinsip komunikasi yang disebut “the ten Commandments of good Communication”. Pedoman ini disusun untuk meningkatkan efektifitas komunikasi organisasi, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
1.    Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomu­nikasikan.
2.    Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3.    Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan dilakukan.
4.    Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu, dalam peren­canaan komunikasi.
5.    Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama berkomunikasi.
6.    Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala se­suatu yang membantu atau umpan balik.
7.    Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
8.    Perhatikan konsistensi komunikasi.
9.    Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10.     Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi untuk mengerti.
BAB IX
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
A.      Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses memengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan memengaruhi para anggota dalam hat berbagai aktivitas yang harus dilakukan.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
B.       Pendekatan-Pendekatan Studi Kepemimpinan
Pendekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat (traits) yang tampak.Pendekatan kedua bermak­sud mengidentifikasikan perilaku-perilaku (behaviors) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif. Kedua pendekatan ini mempunyai anggapan bahwa seorang individu yang memiliki sifat-si­fat tertentu atau memperagakan perilaku-perilaku tertentu akanmuncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok apapun di mana dia berada.
C.      Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Fungsi utama kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1.      fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas ("task-related") atau pemecahan masalah,
2.      fung­si-fungsi pemeliharaan kelompok ('group-maintenance") atau sosial.
D.      Gaya-gaya Kepemimpinan
Para pe­neliti telah mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan :
a.          gaya dengan orientasi tugas (task-oriented)
b.    gaya dengan orientasi karya­wan (employ oriented)
E.       Teori X dan Teori Y
Teori X adalah teori yang beranggapan bahwa rata-rata pembawaan manusia malas atau tidak menyukai pe­kerjaan dan akan menghindarinya bila mungkin yang akan merugikan. Sedangkan teori Y beranggapan bahwa Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi kehidupan industri modern.
F.                Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kepemimpinan
Mary Parker Follett, yang mengembangkan hukum situasi, mengatakan bahwa ada tiga variabel kritis yang mempengaruhi gaya pemimpin, yaitu:
a.     pemimpin,
b.    pengikut atau bawahan,
c.     situasi.
Ketiganya saling berhubung­an dan berinteraksi, seperti ditunjukkan gambar dibawah.Follett juga menyatakan bahwa para pemimpin seharusnya berorientasi pada ke­lompok dan bukan berorientasi pada kekuasaan.

BAB X
FUNGSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
A.      Pengertian Fungsi Pengawasan
Mockler. Schermerhorn mendefinisikan pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran Kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan Kinerja yang telah ditetapkan. Jadi, fungsi pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktivitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
B.       Tujuan dari Fungsi Pengawasan
Griffin (2000) menjelaskan bahwa terdapat empat tujuan dari fungsi pengawasan yaitu:
1.      adaptasi lingkungan,
2.      meminimalkan kegagalan,
3.      me­minimumkan biaya,
4.      mengantisipasi kompleksitas dari organisasi.
C.      Langkah-langkah dalam fungsi pengawasan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam fungsi pengawasan terdiri dari:
1.      Penetapan standar dan metode penilaian Kinerja
2.      Penilaian Kinerja
3.      Penilaian apakah Kinerja memenuhi standar ataukah tidak
4.      Pengambilan tindakan koreksi
D.      Beberapa Gejala yang Memerlukan Pengawasan dan Pengendalian
Di antara beberapa gejala yang biasanya menunjukkan perlu adanya kontrol atau pengawasan dan pengendalian perusahaan sebagaimana diterangkan oleh Kreitner (1992) adalah sebagai berikut:
a.       Terjadi penurunan pendapatan atau profit, namun tidak begitu jelas faktor penyebabnya
b.      Penurunan kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan)
c.       Ketidakpuasan pegawai (teridentifikasi dari adanya keluhan pegawai, produk­tivitas kerja yang menurun, dan lain sebagainya)
d.      Berkurangnya kas perusahaan
e.       Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggurTidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik
f.       Biaya yang melebihi anggaran
g.      Adanya penghamburan dan mefisiensi
E.       Tahap-tahap dalam proses pengawasan
Berikut ini adalah tahap-tahap proses pengawasan.
1.      Proses pengawasan biasanya terdiri paling sedikit lima tahap (langkah), adalah :
2.      penetapan standar pelaksanaan (perencanaan),
3.      penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan,
4.       pengukuran pelaksanaan ke­giatan nyata,
5.      pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan stan­dar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan, dan pengam­bilan tindakan koreksi bila perlu.
F.       Karakteristik Pengawasan yang Efektif
Karakteristik-karakteristik pengawasan yang efektif dapat lebih diperinci sebagai berikut :
1.      Akurat.
2.      Tepat waktu.
3.    Obyektif dan menyeluruh.
4.      Terpusat pada titik-titik pengawasan strategic.
5.      Realistik secara ekonomis.
6.      Realistik secara organisasional.
7.      Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi
8.      Fleksibel.
9.      Bersifat sebagai petunjuk dan operasional
10.  Diterima para anggota organisasi.


BAB XI
LINGKUNGAN dan BUDAYA ORGANISASI
A.      Lingkungan dan Organisasi Bisnis
Organisasi Bisnis sebagai Bagian dari Lingkungan, Organisasi sebagai kumpulan orang-orang tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, karena pada dasarnya organisasi juga merupakan bagian dari lingkungan dan masyarakat.
1.    lingkungan  Internal organisasi
Yang dimaksud dengan lingkungan internal organisasi adalah berbagai hal atau berbagai pihak yang terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari organisasi, dan memengaruhi langsung terhadap setiap program, kebijakan Organisasi. Yang termasuk ke dalam lingkungan internal organisasi adalah para pemilik organisasi (owners), para pengelola organisasi (board of managers or directors), para staf, anggota atau para pekerja (employees), serta lingkungan fisik organisasi (physical work environment).
2.    Pemilik Organisasi (Owners)
Para pemilik organisasi adalah mereka yang secara historis maupun hukumdinyatakan sebagai pemilik akibat adanya penyertaan modal, ide, ataupun berdasarkan ketentuan lainnya dinyatakan sebagai pemilik organisasi. Dalam organisasi perusahaan para pemilik organisasi misalnya adalah para pemegang saham, anggota (koperasi), atau juga individu jika perusahaan tersebut bersifat individu dari segi kepemilikan.
3.  Manajemen (Board of Managers or Directors)
Manajemen adalah orang-orang yang menurut para pemilik organisasi perusahaan dinyatakan atau ditunjuk sebagai pengelola organisasi dalam aktivitasnya sehari-hari untuk suatu periode tertentu.
4.   Anggota atau Para Pekerja (Employees)
Para anggota atau para pekerja dalam sebuah organisasi merupakan unsur sumbe daya manusia (SDM) yang sangat dominan dalam sebuah organisasi, karena biasanya jumlahnya merupakan yang paling besar dalam sebuah organisasi.
5.    Lingkungan Eksternal Organisasi
Sebagaimana diterangkan di muka, lingkungan eksternal atau lingkungan yang terkait dengan kegiatan operasional organisasi dan bagaimana kegiatan operasional ini dapat bertahan.
6.     Lingkungan Mikro dan Makro Perusahaan
Lingkungan mikro perusahaan adalah terdiri dari pelanggan (customer), pesaing (competitor), pemasok (supplier), dan partner strategis (strategic partner).Sedangkan lingkungan makro perusahaan terbagi dua, yaitu lingkungan lokal dan internasional.Lingkungan lokal dapat berupa para pembuat peraturan (regulators), pemerintah (government), masyarakat luas pada umumnya (society), lembaga-lembaga yang terkait dengan kegiatan perusahaan seperti organisasi nonpemerintah (NGOs), seperti lembaga perlindungan konsumen (YLKI), dan lain sebagainya.
7.    Pesaing (Competitor)
Pesaing adalah organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan organisasi yang kita jalankan. Karena bisnis yang dijalankan sama, maka pesaing merupakan tantangan (sekaligus ancaman) yang dihadapi organisasi dalam meraih pelanggan.
8.      Pemasok (Supplier)
Pemasok adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis dari sebuah organisasi, khususnya organisasi bisnis yang melakukan kegiatan produksi barang jadi dari bcrbagai jenis bahan baku. Sebuah perusahaan sepatu sangat tergantung sekali dengan para pemasok bahan baku sepatu, dari mulai pernasok kulit, pemasok lem, pemasok benang, dan sebagainya.
9.    Partner Strategis (Strategic Partner)
Partner strategis adalah perusahaan lain yang menjalankan bisnis berbeda dengan perusahaan kita, tetapi secara bersama-sama bisa menjadi mitra kita dalam menjalankan bisnis yang saling mengtuzttulgkan kedua belah pihak. Dalam istilah biologi dikenal simbiosis mutualisme yang kurang lebih artinya kerja sarna yang saling menguntungkan.
10.     Regulator
Regulator adalah pihak-pihak yang berkepentingan dalam menciptakan keadaan darikegiatan bisnis yang fair dan aman bagi semua pihak yang ingin menjalankan bisnis.
11.     Pemerintah (Government)
Pemerintah adalah pihak yang atas legitimasi politik tertentu di suatu negara diangkat dan bertugas untuk mewujudkan masyarakat ke arah yang lebih baik dalan pembangunan di segala bidang.
B.       Berbagai Bentuk Kegiatan Bisnis Internasional
Ada beberapa bentuk kegiatan bisnis internasional yang dapat dipilih oleh organisasi bisnis, di antaranya adalah:
1.      Ekspor-Impor (Export-Import),
2.      Liseni' (Licencing),
3.      Partner Strategis (International Strategic Alliance Or Joint Venture),
4.      Investasi Langsung (Direct Investment).
C.      Faktor-faktor Terkait dalam Bisnis internasional
Perusahaan yang menjalankan bisnis secara internasional perlu memerhatikan beberapa hal yang terkait dengan kegiatan bisnis internasional, terutama yang terkait dengan kegiatan transaksi bisnis secara internasional. Ada tiga faktor terkait yang perlu diperhatikan, yaitu kontrol dalam perdagangan internasional, eksistensi komunitas dan institusi ekonomi secara internasional, serta perbedaan budaya antarnegara.
D.    Budaya Organisasi dan Kegiatan Bisnis
1.  Pentingnya Budaya Bagi Organisasi Bisnis
Budaya organisasi penting sekali untuk dipahami karena banyak pengalaman menunjukkan bahwa ternyata budaya organisasi ini tidak saja berbicara mengenai bagaimana sebuali organisasi bisnis menjalankan kegiatannya sehari-hari, tetapi juga sangat memengaruhi bagaimana kinerja yang dicapai oleh sebuah organisasi bisnis.
2.    Faktor Penentu Terbentuknya Budaya Organisasi
Faktor yang menentukan terbentuknya budaya organisasi adalah pengalaman yang dijalani oleh organisasi itu sendiri. Pengalaman bisa berupa kesuksesan maupun kegagalan. Kesuksesan bisa disebabkan karena adanya konsep bisnis yang tepat, pendekatan manajemen yang terbaik, dan lain-lain.
3.    Manajemen Bagi Budaya Organisasi
Pada dasarnya para manajer perlu memahami organisasi apa yang dianut saat ini, diyakini oleh lingkungan saat ini, dan kemudian perlu memiliki keyakinan untuk mempertahankan dan mengubah budaya tersebut sesuai dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai dalam jangka panjang.

BAB XII
ETIKA MANAJEMEN dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM ORGANISASI
A.      Tanggung Jawab  Sosial dari Organisasi
Tanggung jawab sosial ini dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadcian ekonomi masyarakat pada umumnya, partisipasi perusahaan dalam pembangtm,lnlingkungannya, dan lain sebagainya. Perusahaan perlu memberikan tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaannya dalam lingkungan dan masyarakat.Hanya saja tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan ini semestinya diatur dengan lebih baik oleh pemerintah sehingga porsinya tidak terlalu menjadi kekuatan yang dominan di masyarakat, namun bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat mewujudkan lingkungan ke arah yang lebih baik.
B.    Mengelola Tanggung Jawab Sosial dari Perusahaan
Perusahaan akan berhadapan dengan tuntutan yang lebih besar dari sisi tanggung jawab sosial seiring dengan semakin besarnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan., sebagaimana yang dikemukakan oleh Kreitner (1992), yaitu strategi reaktif, defensif, proaktif, dan akomodatif.
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri.dari tanggung jawab sosial. Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial.
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi akomodatif misalnya beberapa perusahaan memberikan tanggung jawab sosial berupa pelayanan kesehatan, kebersihan, dan lain sebagainya, bukan karena perusahaan menyadari perlunya tanggung jawab sosial, namun karena adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut. Kegiatan bisnis yang melakukan strategi proaktif dalam tanggung jawab sosial memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stctlceholders.  
C.      Manfaat Tanggung Jawab Sosial
1.      Manfaat Bagi Perusahaan
Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan tanggung jawab sosial adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan lingkungannya. Kegiatan perusahaan dalam jangkaa panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif bagi masyarakat.
2.    Manfaat Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan sangatlah jelas. Selain bahwa beberapa kepentingan masyarakat diperhatikan oleh perusahaan, Masyarakat juga akan mendapatkan pandangan baru mengenai hubungan. perusahaan dan masyarakat yang barangkali selama ini hanya sekadar dipahami sebagai hubungan produsen-konsumen, atau hubungan antara penjual dan pembeli saja. Masyarakat akan memiliki pandangan baru bahwa hubungan antara masyarakat dalam dunia bisnis perlu diarahkan untuk kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
3.    Manfaat Bagi Pemerintah
Manfaat sebagai pemerintah dengan adanya tanggung jawab sosial dari pemerintah  juga sangatlah jelas. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dalam memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya.
D.  Masa Depan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan akan menghadapi tuntutan untuk terlibat lebih banyak dalam tanggung jawab sosial di masa yang akan datang. Hal ini didukung oleh penelitian empiris yang dilakukan oleh Vamos dan Power (1990), Strategi proaktif dari perusahaan dalam kaitannya dengan tanggung jawab sosial tampaknya tidak dapat dihindarkan lagi di masa yang akan datang.
E.       Mengukur  Etika  Manajemen
Nilai personal dapal digunakan untuk mengukur etika. Griffin (2000) mengenalkan sebuah model untuk menilai etika. Model penilaian etika tersebut memberikan panduan apakah sesuatu tindakan atau kegiatan memenuhi kriteria atau tidak dapat dinilai dari 4 kriteria etika, yaitu dari sisi manfaat (benefits), pemenuhan hak-hak (rights), prinsip keadilan (justice), dari sifat pemeliharaan (caring).

BAB XIII
MANAJAJEMEN  USAHA KECIL dan MANAJEMEN ORGANISASI WIRALABA
A.      Manajemen Usaha Kecil dan Ruang Lingkupnya
Pengertian usaha kecil dapat didefinisikan sebagai usaha yang dijalankan oleh sejumlah orang (di bawah 20 orang) di mana usaha tersebut memiliki kekayaan bersih maksimal sebesar 200 juta rupiah dan penghasilan tahunan maksimal sebesar 1 miliar rupiah. Manajemen usaha kecil tidak jauh berbeda dengan manajemen organisasi bisnis pada umumnya.Sebagai sebuah organisasi bisnis, keseluruhan fungsi manajemen sebaiknya dijalankan dengan mempertimbangkan jenis dan skala bisnis dari usaha yang dilakukan. Jadi, manajemen usaha kecil tidak jauh berbeda dengan manajemen perusahaan pada umumnya.
B.     Faktor yang perlu dimiliki untuk menjalankan manajemen usaha kecil
Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh mereka yang menjalankan atau melakukan manajemen usaha kecil. Faktor-faktor tersebut adalah entrepreneurship, profesional, inovatif, keluasan jaringan usaha, dan kemampuan adaptif.
1.      Entrepreneurship
Kewirausahaan dikemukakan oleh Kreitner (1995) adalah sebuah proses di mana seseorang atau sebuah organisasi menjawab peluang sekalipun ketersediaan sumber daya yang dimiliki­nya terbatas. Secara sepintas, pengertian ini menunjukkan bahwa seorang pelaku usaha kecil tidak perlu mempertimbangkan keterbatasan sumber daya yang dimilikinya. Akan tetapi, pengertian ini perlu dipahami dengan perspektif optimis, bahwa seorang wira­usaha atau entrepreneur adalah seorang yang selalu berusaha tnengubah keadaan men­jadi lebih baik, sekalipun harus melalui sebuah risiko.

2.      Profesional
Profesional berarti bahwa usaha kecil dijalankan dengan menganut kepada prinsip-­prinsip manajemen modern dalam sebuah organisasi. Dalam mengelola sumber daya manusianya usaha kecil juga perlu menempatkan orang-orang yang sesuai dengan tempatnya. Jika perlu, orang-orang dilatih agar dapat bekerja secara profesional.
3.      Inovatif
Salah satu ciri dari dunia usaha adalah terjadinya perubahan yang begitu cepat. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan dari karakteristik dan jumlah konsumen, jumlah pesaing, hingga ketersediaan pasokan bagi bisnis yang dijalankan. Berangkat dari hal tersebut, usaha kecil perlu mengembangkan pola-pola inovatif dengan me­munculkan berbagai ide baru mengenai pengembangan usaha yang dijalankan oleh mereka.
4.      Keluasan Jaringan Usaha
Jaringan merupakan kunci keberhasilan usaha. Pada dasarnya semakin luas jaringan yang dapat dibangun oleh usaha kecil, dari mulai jaringan dengan pemasok, investor, pelanggan, hingga berbagai pihak terkait, semakin besar peluang usaha kecil untuk mengembangkan usahanya dalam jangka panjang.
5.      Kemampuan Adaptif
Manajemen usaha kecil juga perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Jika saat ini teknologi informasi yang berbasis komputer sudah tidak asing lagi dipergunakan dalam dunia bisnis, maka tidak ada salahnya jika usaha kecil juga menjalankan usahanya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut, tentu disesuaikan dengan kebutuhannya yang paling relevan.